Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

monolog

Gambar
Kita ngga pernah tau jalan cerita seseorang. Yang semula baik-baik aja dan ngga ada yang salah, bisa jadi serba salah.  Bahkan saya meyakini bahwa kamu tidak pernah merencanakan masuk ke dalam rumah yang sudah belasan taun tidak punya penghuni tetap.  Tapi kamu mengajak saya duduk di beranda rumah itu. Tidak asing. Sepertinya, belasan taun yang lalu saya pernah berkunjung ke rumah ini. "ini rumahmu." katamu dengan sangat yakin. Rasanya beranda bukan tempat untuk orang sebaik kamu. Kamu layak masuk dan menikmati kopi yang sengaja saya seduh hanya dengan air panas. Ya, saya ingin kamu tinggal sedikit lebih lama.  Tapi ternyata saya lupa. Sepanas apapun airnya, kopi itu akan dingin dan habis. Lalu, kamu pamit pulang. Saya pikir kamu akan kembali. Tapi ternyata kamu hanya menuntun saya pulang. Kamu hanya membantu membereskan beberapa sudut rumah yang rusak. "mau cerita apa?" katamu seusai membuang sarang lebah di pojok ruangan.  Dan saya hanyut dalam semua k...

Ego-

Gambar
Saya bantu menghidupkan dan menumbuhkan mimpimu, tapi saya malah membunuh mimpi sendiri. Saya bantu kamu pergi dari kesedihan, tapi malah saya yang ikut jatuh kedalamnya. Lebih dalam. - Harusnya saya bisa baik sama diri sendiri waktu bumi ngga bisa berlaku baik sama saya.  Tapi malah, saya lebih jahat dari perlakuan bumi.

Surat Untukku dan Mereka yang Sepertiku

"Kepada siapa kamu ingin menunjukkannya?" Akhir - akhir ini saya sering bertanya kepada diri saya sendiri.Pertanyaan di atas yang saya buat untuk mengeksekusi semua capaian saya. Namun, pada akhirnya pertanyaan di atas tinggal pertanyaan belaka karena jawabannya tak kunjung saya temukan. "Apa mungkin untuk ayah?" Pikiran saya bertanya lagi sebagai jawaban dari pertanyaan sebelumnya.  Ah sudahlah, kali ini saya tidak ingin membahas itu. Saya ingin kali ini saya menulis pesan singkat untuk diri saya sendiri di masa depan. Kalo dipikir - pikir selama ini saya tidak pernah menulis untuk diri saya sendiri, lucu juga ketika saya terfokus pada lingkungan sekitar sehingga lupa untuk fokus dengan diri sendiri. Tidak apa-apa kali ini kita balas satu per-satu. Untuk Aurora, Kamu cantik sesuai definisimu sendiri. Putih, gigi rapi, senyum manis memang bukan hal yang kamu miliki. Tapi ambisi, kerja keras, dan empati adalah hal yang membuatmu 'cantik' bagi sekitar. Kamu me...

Untukku, Manusia Pemaksa

Gambar
                                                          "Pak saya deg-degan" "Perbanyak doa dan dzikir" Percakapan via telepon sore ini. Pada setiap ujung perjalanan, hasilnya adalah serahkan pada Lillah. Kamu sering luput dari kata ikhlas. Memaksa bahwa semua usaha dan doamu selama ini harus berujung iya pada akhirnya. Padahal Sang Pencipta Maha Kuasa, kamu punya banyak jalan untuk merencanakan maka Ia punya banyak jalan pula untuk memutuskan. Itulah mengapa berharap harus secukupnya. Berhentilah menjadikan sesuatu seolah-olah itu adalah hal milik diri kita yang harus kita miliki. Semua punya jalan dan porsinya masing-masing. Kamu bukan Tuhan, memaksa bukan hakmu pada-Nya. Ketika berusaha dan berdoa lakukan dengan kata ikhlas di akhirnya. Kamu harus belajar itu Ra, supaya ridho menjadi tujuan utamanya. Kamu ingat pesan bunda kan? Bahwa semua...

Bun, Anakmu Sudah Tumbuh

Bunda, Ibu, Mama, Mami, Umi, Bia, Ibun, dan sebutan lainnya, apapun itu, terimakasih :))  "Nak, kakimu harus berdiri sendiri. Jalanmu harus kamu yang memilih, hidupmu tidak boleh dijajah orang lain. Merdeka untuk diri sendiri itu penting"  Katamu disaluran salah satu telepon asrama kala itu. Berusaha menenangkan aku yang tersedu karena mimpi yang gagal. Bun, anakmu sudah tumbuh. Entah itu kuat atau tidak tapi ia sudah mampu berjalan. Bahkan berlari saja sebenarnya dia sudah mampu walaupun mahir belum ia miliki. Bun, anakmu sudah tumbuh. Paras yang rupawan mereka warisi dari ayahnya, tapi otak yang cemerlang itu persis sekali milik dirimu. Kebebasannya dalam meraih mimpi dan tujuannya benar-benar ia warisi darimu. Bun, anakmu sudah tumbuh. Ia bersiap lepas landas untuk meraih mimpinya yang lebih besar. Diam-diam ia selalu melihat punggungmu dari jauh, bertekad bahwa kelak ia akan membuatmu bangga. Seolah-olah hal itu adalah satu-satunya cara untuk membalas segala jasamu. Bun, ...

Anak Perempuan Pertamanya

Untuk itu saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi mereka ; anak perempuan pertama dalam keluarganya. Aku rasa setiap anak pertama pasti mengalami masa - masa sulit dari kehidupan keluarganya, baik itu yang terlahir di keluarga atas, menengah, atau bawah sekalipun. Karena ketika anak pertama lahir, beban baru sekaligus anugerah bertambah ke dunia. Maka dari itu, para orang tua masih belajar menyesuaikan. Kali ini aku tidak bermaksud melebih-lebihkan posisi anak pertama. Aku yakin, setiap anak pada posisinya masing-masing memiliki beban yang berbeda. Tapi, kita tidak dapat memungkiri kalau porsi tanggung jawab anak pertama lebih besar. :) Anak perempuan pertamanya adalah seorang gadis kecil yang cantik, ayahnya mencintainya dan ibunya besar menyayanginya. Si Ayah selalu berharap putrinya akan menjadi seorang manusia tangguh nan kuat, sedangkan Si Ibu berharap ia akan tumbuh menjadi perempuan pekerja keras yang dapat membuka jalan bagi adik-adiknya kelak. Anak peremp...

Saya yang Sesungguhnya

Gambar
                                                         Saya adalah seorang keras kepala yang tidak ingin kalah dalam setiap permainan.  Permainan hidup, sekeras apapun, saya akan berjuang untuk menang. Hari ini, saya harus periksa ke dokter karena penyakit yang sama. Penyakit beralasan banyak pikiran yang sedari dulu selalu menimpa saya. Cih, padahal saya tidak merasakan apapun selain sakit di beberapa titik di kepala. Dokter selalu melebih-lebihkan, menurut saya. Saya bukannya tidak ingin menceritakan apa saja yang sedang saya tanggung kepada orang 'terdekat' saya. Hanya saja saya tidak bisa, entah ini hanya perasaan saya saja atau tidak, tapi saya selalu merasa setiap manusia sudah memiliki pundaknya masing-masing untuk memikul bebannya sendiri. Lebih dari itu, saya yang keras kepala ini merasa bahwa saya bisa mengatasinya sendirian. J...

Kakimu Sendiri

Gambar
                                      "Terus buat apa ambil UI juga? Masih butuh pengakuan?" Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang dilontarkan ibu ketika pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan  study  di salah satu universitas swasta di Jakarta.  Pertanyaan ibu saya menohok sekali dan itu artinya kebenaran dari pertanyaan itu ada pada diri saya. Pengakuan dari orang lain ternyata adalah hal yang masih saya pedulikan dalam kamus kehidupan. Padahal, hidup saya adalah kuasa saya dan saya berhak memegang kendali atasnya. Saya yang bersikukuh akan mengambil program  double degree  tapi saya sendiri juga yang belum paham apa alasan saya untuk mengambil program tersebut, berpikir ulang, apa iya saya harus mengambil program  double degree  sedangkan universitas swasta yang ingin saya tuju sudah memiliki fasilitas lengkap dengan ilmu yang lebih r...

Saya (tidak) Gagal

Gambar
                                                      Kali ini saya patah. Patah di jalan yang saya buat sendiri.  Kaki kokoh yang biasa berdiri rasanya lemas tak bisa lari, bahkan lari dari fakta bahwa saya patah pun tak bisa. Saya hanya menangis, menganggap diri saya tak mampu disaat pertandingan sesungguhnya belum dimulai. Pengecut. Saya menjadi seorang pengecut sekarang. Takut akan kemungkinan - kemungkinan yang belum terjadi dan pada akhirnya membuat saya hanya terdiam, merenung. Ini sebenernya Tuhan ngasih saya kesempatan seperti ini untuk apa si? Benar - benar kesempatan bahwa saya mampu atau sekedar pelajaran yang pada akhirnya harus saya ikhlaskan lagi? Seperti beberapa kesempatan sebelumnya. Saya terus bertanya hal - hal yang saya sudah tau jawabannya dengan pasti.  "Haha, coba deh Ra, Tuhan ga akan pernah ngasih kesempatan yang ujung...

Kaki - Kaki yang Kokoh

Gambar
                                        365 ;  Sejak saat membuka sampai pada akhirnya menyelesaikan hari dengan menutup mata, wajah-wajah penuh suka dan cita ini yang saya lihat. 1825 hari sudah kita habiskan, lahap dengan cerita-cerita untuk saling mendukung dan menguatkan. Perbedaan ga pernah kita hilangkan, ga pernah jadi masalah, karena kita punya banyak persamaan. Satu tren di sisi lini maka lini lainnya mengikuti. Seragam yang sama, pelajaran yang sama, bahkan langkah-langkah kita sama walaupun pada akhirnya jalan harus ditempuh secara berbeda. Jadi, kalau ditanya siapa mereka? Maka jawabannya adalah, mereka tak lebih dari manusia-manusia yang kuat. See u on top all ❤️