Untukku, Manusia Pemaksa

                                                         

"Pak saya deg-degan"
"Perbanyak doa dan dzikir"

Percakapan via telepon sore ini. Pada setiap ujung perjalanan, hasilnya adalah serahkan pada Lillah.

Kamu sering luput dari kata ikhlas. Memaksa bahwa semua usaha dan doamu selama ini harus berujung iya pada akhirnya. Padahal Sang Pencipta Maha Kuasa, kamu punya banyak jalan untuk merencanakan maka Ia punya banyak jalan pula untuk memutuskan.

Itulah mengapa berharap harus secukupnya. Berhentilah menjadikan sesuatu seolah-olah itu adalah hal milik diri kita yang harus kita miliki. Semua punya jalan dan porsinya masing-masing. Kamu bukan Tuhan, memaksa bukan hakmu pada-Nya.

Ketika berusaha dan berdoa lakukan dengan kata ikhlas di akhirnya. Kamu harus belajar itu Ra, supaya ridho menjadi tujuan utamanya. Kamu ingat pesan bunda kan? Bahwa semua yang kamu lakukan harus didedikasikan untuk manusia lainnya. Alias bermanfaat.

Tidak salah, karena kamu lahir di keluarga yang nasionalis. Kamu paling paham seberapa cinta eyangmu terhadap Indonesia Ra, kamu paling paham seberapa taatnya keluarga besarmu. Maka, tidak ada hak untuk tidak melanjutkan niat baik mereka.

Aurora, ikhlas.
Jangan jadi manusia pemaksa. Kamu bukan hamba-Nya yang istimewa, kamu hanya salah satu yang mencoba menjadi istimewa. Jangan jadi pemohon yang angkuh. "Harus,harus,harus" Jangan seperti itu bila meminta. Sang Pencipta selalu punya rencana.

Jadi, redakanlah beberapa keinginanmu yang membabi buta. Itu bukan hal baik. Jika tak mampu, katakan itu. Jika jatuh jangan menahan diri untuk tidak menangis. Kamu manusia dan harus memanusiakan dirimu sendiri sebelum orang lain. Karena seburuk apapun, Sang Pencipta selalu menerimamu kembali dengan pintu maaf-Nya.

Untuk itu, jangan jadi manusia yang pemaksa. Karena Sang Pencipta sungguh pemurah :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Sang Pemimpi dan JNE Si Teman Perjalananku

Selamat Mencoba!

Kakimu Sendiri