Jarak dan Titik Temunya

Rasanya berprestasi untuk dianggap "ada" sama saja ketika mencoba bersikap netral dikeluarga yang broken home. Berusaha untuk tetap hadir menjadi anak perempuan yang menghargai kedua belah pihak, ayah yang sudah berkeluarga dan bunda yang masih nyaman dengan kesendiriannya.

Dulu, ketika pada akhirnya mereka memutuskan berpisah, saya pikir sudah tidak ada tempat di dunia ini yang mau menerima saya. Maka dari itu, berprestasi adalah cara terbaik untuk memulihkan posisi.

Tapi, pikiran seorang anak kecil berumur 9 tahun memang sangat dangkal. Nyatanya, ketika sebuah hubungan rusak itu tidak berarti hubungan yang lainnya ikut rusak.

Saya memang kehilangan kepercayaan bagi cinta pertama saya, tapi itu tidak berarti saya kehilangan cinta sekitar. Lebih dari itu, justru ternyata makin banyak penerimaan di dunia ini dari mereka yang benar-benar pengasih. Tuhan memang punya cara tersendiri untuk membuat hamba-Nya bersyukur.

"Sejatinya bukan pintu yang tidak ada, tapi kita yang tidak mau menemukannya" -It's Okay Not To Be Okay"- 

8 tahun kemudian, ketika sebuah suara parau yang bahkan sudah tidak jelas pelafalannya berkata "Oyak, kalau kamu berhasil untuk ini, Mbah akan jadi orang pertama yang beli tiket dan mengantarkanmu sampai tempat tujuan" saya benar-benar diam. Prasangka saya selama ini bahwa mereka (keluarga besar ayah saya) jahat, luruh. Tersadar bahwa sebenarnya cara bersyukur paling baik adalah ketika kita mau menerima keadaan kita apa adanya.

Haha, kalau dipikir-pikir saya yang dulu ternyata benar-benar lucu. Saya tidak ingin lucu untuk selamanya. Maka dari itu, sejak kejadian di atas, saya selalu berucap pada diri saya sediri untuk berusaha lebih. Selama mereka masih "ada umur" maka tidak ada hal lain yang harus saya lakukan selain membuat mereka bangga.

Terakhir, pada tulisan saya malam ini. Saya hanya ingin berkata untuk para pembaca terutama Aurora dimanapun dia berada, bahwa sejauh apapun jaraknya, keluarga pasti punya titik temunya. 

                                                                                                                            Sincerely, Aurora 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Sang Pemimpi dan JNE Si Teman Perjalananku

Selamat Mencoba!

Kakimu Sendiri