Membawa Manfaat adalah Cita-Citanya
"Kalo sampe keluar negeri, aku harus ngundur satu tahun buat ngejar TOEFL. Aku ga semampu kamu yang bisa ngejar dalam waktu singkat"
Ehm, aku pikir setiap manusia dianugerahi kemampuan dan kecerdasan yang sama. Perihal kelebihan, aku yakin mereka punya hal yang unik dalam dirinya masing-masing. Kalau lebih unggul, bukan berarti ia lebih baik, hanya saja 'mungkin' langkahnya lebih dulu dari yang lain.
Terlebih aku, sama saja dengan yang lain. Aku masih senang bergelut dengan pemikiran yang berlebihan, terutama tentang mimpiku. Sering merasa kalah bila ada yang bisa memberikan manfaat bagi dunia melebihi aku. Iya, sosok manusia yang kalian lihat di gambar atas adalah sosok manusia peragu. Ragu akan semua mimpi yang ia gantung di sudut kamarnya, ragu dengan usahanya sendiri, bahkan ragu dengan langkah yang ia buat sendiri.
Lucu ya, ketika yang lain menganggapku lebih, aku sendiri justru adalah manusia yang paling merasa diriku kurang. Bukan tidak bersyukur, kembali lagi, aku ini masih gemar overthinking.
Dua hari yang lalu, sebuah email dari salah satu universitas di Jakarta menyatakan bahwa aku berhak menjadi salah satu bagian dari mereka. Jujur aku tidak pernah mengira, seorang anak perempuan yang masih sering ragu dengan dirinya bisa lolos. Terlebih aku ini tidak ada apa-apanya dibandingkan yang lain. Ingat kan, di atas langit selalu ada langit :))
Ah, aku rasa ini semua kehendak Tuhan. Aku yakin skenarionya adalah cerita paling baik untukku.
Tapi kemudian, mimpiku yang lebih besar mendorongku untuk melakukan lebih. Kalian bisa bilang aku adalah manusia yang tidak pernah puas, itu tidak salah. Karena nyatanya aku memang begitu.
Banyak mimpi yang masih belum kutuliskan dan beritahukan. Aku simpan rapat-rapat dengan alasan aku sendiri masih belum seberani itu mengungkapkannya. Menurutku, mimpi dan perjuangan adalah sama, biar aku, Tuhan, dan orang-orang yang kuanggap penting yang benar-benar tau. Karena ya semakin bertambah usia, teman yang benar-benar teman cukup sedikit, tapi mampu untuk selalu ada.
Kali ini aku menulis supaya tenang, tenang dari gejolak mimpi dan observasi saya selama masa pandemi ini. Ya, kali ini, untuk mimpiku yang satu ini, aku benar-benar ingin melakukannya dengan sungguh. Aku mengobservasinya, menelitinya, membuat rencananya, padahal aku sendiri belum tau kapan itu terjadi.
Semangat untuk semua mimpi yang ingin diraih, aku ingin berpesan bahwa membawa manfaat bagi orang lain lebih baik daripada untuk diri sendiri :))
Komentar
Posting Komentar